Jumat, 08 Juni 2012

Kepeduliaan anda terhadap sesama Di daerah kristenisasi di Nusakambangan


بسم الله الرحمن الرحيم

Dakwah Salafiyah di Daerah Rawan Kristenisasi,

Kesyirikan, Bid’ah dan Premanisme

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tabaraka wa ta’ala, dengan taufiq dari-Nya semata-mata, para Asatidzah dan Ikhwan Salafiyin dari Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis, dibantu oleh Ma’had Al-Ihsan Sindangkasih Ciamis, Ma’had Al-Manshuroh Kroya Cilacap, Masjid Al-Jihad Gumilir Cilacap dan dari berbagai daerah serta lembaga lainnya, masih terus berdakwah di daerah rawan Kristenisasi, kesyirikan dan bid’ah. Tepatnya di desa-desa miskin yang terletak di Nusakambangan Barat, perbatasan antara Kabupaten Ciamis Jawa Barat dan Cilacap Jawa Tengah.
Daerah Kristenisasi LSM Asing, Desa Ujung Gagak Kampung Laut Cilacap
Sampai saat ini alhamdulillah kurang lebih ada 100 KK kaum muslimin yang tadinya murtad ataupun yang memang beragama Kristen telah kembali memeluk Islam, termasuk beberapa orang yang tadinya bertugas sebagai misionaris Kristen dan telah berhasil memurtadkan ratusan kaum muslimin dan membangun sejumlah gereja. Akan tetapi, walaupun telah banyak yang kembali masuk Islam, kami telah mendata masih ada ratusan kaum muslimin yang murtad dan tersebar di beberapa desa, sebagian desa telah berhasil kami jangkau dan sebagian lagi belum terjangkau.
Dan juga alhamdulillah, dengan adanya dakwah salafiyah di daerah ini Allah ta’ala memberikan hidayah kepada puluhan Preman dan ahli-ahli ibadah Sufiyah untuk bertaubat kepada Allah ta’ala dan mulai mempelajari ajaran Islam yang benar.
Masjid Al-Barokah Kampung Laut, Lokasi Kegiatan Dakwah dan Sosial
Demikian pula, Ma’had An-Nur Al-Atsari telah menempatkan seorang da’i di desa Selok Jero untuk terus membina para mu’allaf dan anak-anak mereka, dan insya Allah ta’ala dalam waktu dekat juga akan ditempatkan seorang da’i di desa Ujung Gagak.
Gelombang masuk Islam yang terus bergulir akhirnya mengusik para misionaris hingga ke Jakarta dan Eropa, sampai beberapa hari lalu ada kunjungan dua orang Misionaris Kristen Eropa bersama Misionaris lokal, disusul dengan telepon dari para pendeta Jakarta kepada umat nasrani Nusakambangan Barat yang dibocorkan oleh mereka sendiri, “Tetaplah dalam agama kalian, kami akan memberikan bantuan-bantuan, kami juga mampu membelikan sapi dan kambing untuk kalian, dan tidak lama lagi “anak-anak tuhan” akan datang kepada kalian,” kurang lebih seperti itu pesan dari Jakarta, dan ucapannya, “anak-anak tuhan” adalah ucapan kekufuran. Maha suci Allah dari ucapan mereka yang sangat buruk, dan sesungguhnya Allah ta’ala akan menyempurnakan cahaya-Nya meskipun mereka tidak suka.
Inilah salah satu tantangan dakwah yang terbesar, yaitu usaha para Pendeta dan Misionaris Kristen untuk memurtadkan umat Islam dan mengajak kembali masuk Kristen dengan mengandalkan kekuatan finansial mereka.
MOHON DO’A DAN DUKUNGAN KAUM MUSLIMIN
Maka dengan semakin banyaknya orang-orang Kristen yang masuk Islam dan alhamdulillah terus bertambah hari demi hari sampai kami pun merasakan beban semakin berat untuk membina mereka dalam keadaan kekurangan SDM dan sumber dana, padahal para mu’allaf masih sangat membutuhkan bimbingan, pengawasan langsung di lapangan secara terus menerus dan bantuan finansial, baik untuk mencukupi kebutuhan mereka, terutama di saat-saat paceklik, ataupun untuk mengikat hati mereka agar lebih mencintai Islam dan kaum muslimin, dan juga untuk membangun dan mengembangkan sarana-sarana belajar dan ibadah mereka.
Oleh karena itu kami mohon do’a dan dukungan kaum muslimin agar para mu’allaf, mantan preman dan sufi yang telah bertaubat dan masuk Islam tetap istiqomah di atas Islam dan Sunnah sampai akhir hayat. Dan tidak kalah penting untuk mendo’akan para Asatidzah dan Ikhwan Salafiyin yang membina mereka senantiasa dalam lindungan Allah ta’ala dan tetap istiqomah membina mereka di atas Islam dan Sunnah.
Adapun yang sangat diperlukan oleh para mu’allaf saat ini:
  1. Bantuan buku-buku agama. Mohon kepada Ikhwan untuk mengirimkan buku-buku agama ataupun majalah-majalah yang sesuai dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
  2. Pakaian muslim dan muslimah.
  3. Pembangunan masjid atau musholla kecil (saat ini sangat mendesak dibutuhkan 5 masjid untuk beberapa desa, masjid ini sangat penting untuk sarana ibadah dan pembinaan para mu’allaf).
  4. Pembangunan Pondok Pesantren atau Sekolah Islam (saat ini banyak sekali anak-anak kaum muslimin yang belajar di sekolah-sekolah Kristen).
  5. Pembukaan lapangan kerja.
  6. Bantuan dana.
Bagi kaum muslimin yang mau menyalurkan bantuannya dalam bentuk hadiah, sedekah maupun zakat bisa melalui rekening:
  1. BRI: 3153-0100-2706-507 an. Ojan Paojan.
  2. BNI: 002654-2376 an. Agus Iskandar.
Setelah transfer mohon konfirmasi ke nomor 0852-5684-2111, dengan menyebutkan tanggal transfer, nama dan jumlahnya, dan jika diniatkan utk zakat mohon diberitahukan.
Bagi yang mau mengirim buku-buku, pakaian maupun material untuk pembangunan masjid dapat dikirimkan ke: Pondok Pesantren Salafi AN-NUR AL-ATSARI, Dusun Kedung Kendal RT.13/04, Desa Sindangsari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Indonesia, HP. 0852 5684 2111.
Bagi kaum muslimin yang ingin mendapatkan keterangan-keterangan lain tentang dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah di daerah-daerah rawan pemurtadan, kesyirikan dan bid’ah dapat melihat pada link-link berikut:
http://nasihatonline.wordpress.com/2011/10/27/download-kajian-dan-foto-foto-daerah-kristenisasi/
http://nasihatonline.wordpress.com/2011/11/18/dakwah-salafiyah-di-daerah-rawan-pemurtadan-dan-kesyirikan/
http://nasihatonline.wordpress.com/2011/11/23/download-rekaman-kaum-muslimin-yang-murtad-satu-persatu-kembali-memeluk-islam/
http://nasihatonline.wordpress.com/2011/11/29/download-nasihat-dan-dialog-masuk-islamnya-mantan-penginjil-dan-anaknya/
http://nasihatonline.wordpress.com/2012/03/31/peluang-usaha-dan-bisnis-halal-untuk-membantuk-dakwah/
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sabtu, 02 Juni 2012

Hati hati dengan Facebook !!



nasehat
0leh: Al Ustadz Abdul Mu’thi Al Maidani
Tanya : Akhir-akhir ini banyak ikhwan salafy yang gandrung dengan facebook. Bahkan tak jarang terjadi fitnah antar ikhwan dan akhwat. Lantas kami mohon arahan dan nasehat ustadz dalam hal ini. Serta bagaimanakah sebaiknya berfacebook dengan syar’i?
Jawab :Teknologi itu ibarat pisau bermata dua. Bisa menjadi ziyaadatul khair (tambahan kebaikan) dan bisa jadi ziyaadatus syarr (tambahan keburukan). Kalau kita manfaatkan dalam perkara yang diridhai dan dicintai oleh Allah maka dia akan menjadi kebaikan yang lebih. Tapi kalau kita tidak pandai menggunakannya, dia akan menyembelih kita.
Sehingga segala sesuatu yang bermata dua seperti ini ibarat pisau yang bermata dua maka kita harus berhati-hati dalam menggunakannya.


Nasehat
Sebenarnya nasehat Al-Ustadz Abu Hamzah berikut ditujukan kepada seluruh salafiyin. Namun karena ana melihat fenomena sebagian ikhwah terlibat dalam jidal di blogsphere, maka judul ini perlu ditujukan pula kepada ikhwah para blogger, karena perdebatan yang terjadi di sana kami pandang lebih banyak memberi mudharat daripada manfaatnya.


Coba antum baca nasehat beliau ini dengan cermat, niscaya akan banyak faedah yang akan kita dapatkan. Semoga ini menjadi peringatan bagi ana dan kita semua. Barakallahu fiikum.

Jumat, 01 Juni 2012

Hukum Air dan Penggunaannya


hukum fiqih

oleh : Ustadz Kharisman

Bagaimana Hukum Asal Air ?
Jawab : Air hukum asalnya adalah suci dan bisa digunakan untuk bersuci (berwudhu’, mandi, menghilangkan najis).

إِنَّ اَلْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
Sesungguhnya air adalah suci (dan mensucikan), tidaklah ternajiskan dengan suatu apapun (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, anNasaa-i)
Jika anda menemukan sejumlah air dan tidak bisa dipastikan apakah suci atau tidak, maka secara asal ia adalah suci dan mensucikan, sampai ada hal yang meyakinkan yang diketahui dengan jelas bahwa air tersebut sudah tidak suci lagi.
Kapan Air Tidak Bisa Digunakan untuk Bersuci?
Jawab : Air tidak bisa digunakan untuk bersuci jika:
1. Terkena benda najis dan salah satu sifatnya berubah (warna, rasa, dan bau). Hal ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan para Ulama’).
2. Tercampur oleh benda lain yang suci dan sudah berubah menjadi bukan air lagi.
Contoh: Air tercampur dengan teh sehingga mendominasi dan berubah menjadi teh. Selanjutnya ia tidak bisa lagi digunakan untuk bersuci (berwudhu’,
mandi, menghilangkan najis).
Hal ini disebabkan bahwa dalam alQur’an dan asSunnah benda cair satu-satunya yang bisa digunakan untuk bersuci hanyalah air (ماء /الماء ), maka selama nama penyebutannya masih “air” secara mutlak, maka ia masih bisa digunakan untuk bersuci.
Sumber Air yang Berasal dari

Rabu, 02 Mei 2012





Bismillahhirrohmaanirrohiim......

...Kepulangan dari Ciamis  (BAKSOS PEDULI KORBAN KRISTENISASI)  rasanya kepingin mewujudkan kegiatan serupa di daerah ini(Kota magelang dan sekitarnya).Suatu hari ba'da dzuhur saya ngobrol-ngobrol dengan IBNU UMAR (salah satu teman saya yang hobi mendaki gunung)Dia bercerita bahwasannya di lereng(Base Camp gunung merbabu )ada desa yang terkena korban misionaris salibis mengkristenisasikan satu desa,hanya tinggal 3 kk saja yang masih bertahan dalam keislamannya walaupun dalam keadaan ekonomi yang sangat lemah yang mana mereka sebenarnya sangat membutuhkan uluran tangan dari kita (kaum muslimin)  untuk membantu beban mereka,mendengar cerita yang ada sebenarnya secara umum dari mereka yang murtad karena kristenisasi  disebabkan keadaan ekonomi mereka yang serba kekurangan sehingga para misionaris salibis menjadikan desa tersebut lahan empuk sebagai obyek kristenisasi,,maka tak ragu lagi disebabkan bantuan-bantuan berupa uang dan sembako kepada warga setempat merekapun rela keluar dari agama islam yang mulia ini,hal cukup memprihatinkan bagi kita (umat muslim) saudara-saudara kita jadi korban kristenisasi,mereka keluar dari agama islam dengan sebungkus sarimi!!!!!Apa yang harus kita lakukan sekarang???Apa yang harus kita perbuat terhadap mereka??Semoga Alloh memberikan jalan keluar kepada mereka,memberikan kemudahan dan kekuatan kepada kita semua,

Rabu, 18 Januari 2012

Empat kaidah memahami Tauhid


قال الشيخ Muhammad bin Abdul Wahhab : 

Kaidah Pertama:"

أن تعلم أنّ الكفّار الذين قاتلهم رسول الله يُقِرُّون بأنّ الله تعالى هو الخالِق المدبِّر، وأنّ ذلك لم يُدْخِلْهم في الإسلام، والدليل: قوله تعالى﴿قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنْ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنْ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنْ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ﴾[يونس:31].
Anda harus meyakini bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Pencipta, dan yang mengatur segala urusan. Meskipun demikian, hal itu tidaklah lantas menyebabkan mereka masuk ke dalam agama Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
"Katakanlah: 'Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa [menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (menghidupkan dan mematikan), dan siapa yang mengatur segala urusan?' Maka mereka (kaum musyrikin) akan menjawab: 'Allah'. Maka katakanlah: 'Mengapa kalian tidak bertakwa [kepada-Nya]”. (QS. Yunus: 31).

[Penjelasan]
Kaidah yang pertama: Ketahuilah bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam –mereka itu- mengekui tauhid rububiyyah, sementara pengakuan mereka terhadap tauhid rububiyyah tidak dapat memasukkan mereka ke dalam Islam, sehingga tidak haram harta-harta serta darah mereka.
Ini menunjukkan bahwa tauhid itu bukan rubiyyah saja, dan syirik itu tidak hanya kesyirikan dalam rububiyyah. Akan tetapi tidaklah seseorang berbuat syirik dalam rububiyyah melainkan –dia itu- adalah mahluk yang ganjil atau nyeleneh. Bagaimana tidak, karena setiap ummat mengekui tauhid rububiyyah ini.
Tauhid rububiyyah adalah pengakuan bahwa Allah ‘Azza wajalla adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang mematikan dan yang mengatur. Atau dengan pengertian yang lebih ringkas, yakni mengesakan Allah Subhanahu wata’ala dalam perbuatan-Nya.
Maka tidak ada seorangpun dari mahluk ini yang mengakui bahwa ada seorang yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, atau mematikan bersama Allah Subhanahu wata’ala. Bahwa orang-orang musyrik mengekui bahwa Allah Subhanahu wata’ala adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, serta yang mengatur.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu mereka akan menjawab “Allah” (Luqman: 25)
قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ. سَيَقُولُونَ لِلَّهِ
“Katakanlah “Siapakah yang mempunyai tujuh langit dan yang mempunyai ‘Arsy yang besar?” mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah” (Al Mu’minun : 86-87)
Bacalah ayat-ayat di akhir akhir surat al mu’minun! Kalian akan menjumpai bahwa orang-orang musyrik itu mengakui tauhid rububiyyah, demikian pula dalam surat yunus
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الأمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ
“Katakanlah : Siapakah yang memberimu rezeki dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengetur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab “Allah” (Yunus : 31)
Mereka mengakui semua ini. Jadi, tauhid itu bukan hanya mengakui tauhid rububiyyah sebagaimana dinyatakan oleh ulama kalam dan nudhor (ahlul kalam dan filsafat-pent) dalam aqidah mereka. Mereka menetapkan bahwa tauhid adalah mengakui Allah Subhanahu wata’ala sebagai pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan yang mematikan. Mereka menyatakan bahwa “(allah adalah satu dalam dzat-Nya tidak ada pembagian bagi-Nya, satu dalam perbuatan-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya” maka ini adalah tauhid rububiyah.
Kembalilah (lihatlah) dalam kitab manapun dari kitab-kitabnya ulama kalam, maka emgkau akan menjumpai bahwa mereka tidak pernah keluar dari tauhid rububiyyah, dan itu bukanlah tauhid yang Allah Subhanahu wata’ala mengutus dengannya para rasul. Pengakuan dengan tauhid rububiyyah ini saja tidaklah bermanfaat bagi pelakunya, karena hal ini diakui (pula) oleh kaum musyrikin dan tokoh-tokoh kafir, sementara hal tersebut tidak memasukkan mereka kedalam islam. Maka ini adalah kesalahan yang besar, barangsiapa yang berkeyakinan demikian (saja), maka keyakinannya tidak lebih dari keyakinan Abu Jahal dan Abu Lahab. Sebagian para budayawan/ilmuan sekarang juga (meyakini) hal itu dengan menetapkan tauhid rububiyyah saja, tanpa menjalankan tauhid uluhiyyah, maka ini adalah kesalahan besar dalam perkara tauhid.
Adapun tentang syirik, mereka menyatakan “(Syirik yaitu) kamu meyakini bahwa seseorang mencipta bersama Allah atau memberi rezeki bersama Allah” kami katakan “ini (seperti) yang diucapkan Abu Jahal dan Abu Lahab. Mereka tidak mengatakan bahwa seseorang mencipta bersama Allah Subhanahu wata’ala dan memberi rezeki bersama Allah Subhanahu wata’ala, bahkan mereka mengakui bahwa Allah Subhanahu wata’ala dalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan yang mematikan”

Minggu, 11 Desember 2011

Dakwah salafiyyah Vs Kristenisasi dan kesyirikan


Dakwah Salafiyah di Daerah Rawan Kristenisasi dan Kesyirikan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Peta Kampung Laut Versi Google, Banjarsari daerah Pondok, Pangandaran daerah Wisata

Peta Kampung Laut Versi Google, Banjarsari daerah Pondok, Pangandaran daerah Wisata
Informasi Penting Seputar Wilayah dan Masyarakat Kampung Laut dan Sekitarnya
1. Keadaan Umum Wilayah dan Masyarakat Kampung Laut dan Sekitarnya
Kampung Laut adalah sebuah nama Kecamatan di wilayah kabupaten Cilacap yang terletak di Muara Sungai Citanduy yang dikenal dengan nama Segara Anakan. Kecamatan Kampung Laut secara administratif meliputi empat desa yaitu Ujung Gagak (Karang Anyar), Ujung Alang (Motean), Klaces, dan Panikel, juga meliputi sebuah pulau yang berukuran panjang sekitar 36 km dengan lebar 6 km yang mana pulau ini dijadikan oleh Pemerintahan RI sebagai wilayah Lembaga Pemasyrakatan (Lapas) yang dikenal dengan nama Nusa Kambangan. Namun pulau ini secara khusus dibawah kewenangan Menteri Kehakiman dan Perundang-undangan (Menkumdang).
Keadaan mayoritas penduduk Kampung Laut beragama Islam, namun
pengetahuan mereka tentang agamanya sangat minim, dan sangat diwarnai aliran Kejawen. Sampai-sampai ketika kami melakukan kunjungan, ada seorang warga yang mengaku beragama Islam namun tidak mampu mengucapkan kalimat Syahadat. Jika ditinjau dari perekonomian dan pendidikan, mayoritas mereka bertaraf menengah ke bawah dan berpendidikan rendah. Adapun profesi utama sebagian besar dari mereka adalah nelayan. Keadaan paceklik sering mereka alami khususnya ketika musim sulit ikan, hal inilah yang mendorong sebagian dari mereka berangkat ke daerah lain untuk mencari nafkah.
Walaupun Kampung Laut adalah termasuk wilayah perairan, namun masyarakat di sana memiliki kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang layak untuk digunakan makan dan minum, serta MCK. Di musim hujan mereka menampung air hujan untuk keperluan tersebut, namun ketika musim kemarau mereka harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk mendapatkan air bersih. Di musim kemarau mereka membeli air bersih yang diambil dari mata air yang berada di wilayah Nusa Kambangan dengan menggunakan perahu. Harga air bisa mencapai Rp 100.000,- / perahu yang mana jumlahnya sekitar 1,5 kubik.
2. Gerakan Misionaris Kristen di Kampung Laut dan Sekitarnya
Rupanya kondisi seperti di atas ini dijadikan kesempatan besar oleh para misionaris Kristen dari berbagai sekte untuk menjalankan misi Kristenisasi kepada masyarakat Kampung Laut dengan kedok awal “Kegiatan Sosial”. Upaya mereka ini telah membuahkan hasil, sejumlah warga muslim telah dimurtadkan, juga telah berdiri tiga buah gereja (satu belum sempurna) di desa Ujung Gagak, tiga buah gereja di Desa Ujung Alang, dan satu buah Gereja darurat di Selok Jero Nusa Kambangan. Selain itu, misionaris Kristen sekte Katholik sekitar tahun 2001, telah berhasil mengklaim sebuah Goa yang bertempat di desa Klaces yang mereka namakan Goa Maria, padahal sebelumnya masyarakat menamai Goa tersebut dengan nama Goa Bendu. Menurut sebuah sumber, Goa ini bisa menampung sekitar 1000 orang, dan mempunyai susunan interior bebatuan yang menarik. Goa ini jadikan sebagai tempat sakral guna melakukan pemujaan kepada patung Bunda Maria oleh Kristen Katholik, sehingga sering sekali penganut Kristen Katholik datang dari berbagai daerah ke tempat ini dalam jumlah yang besar.
Upaya  Kristen Katholik ini rupanya selaras dengan program besar mereka di bumi Indonesia, sebagaimana dituturkan oleh salah seorang rekanan pemerintah dalam bidang Pariwisata, bahwa Kristen (Katholik) sedang mengupayakan untuk membuat Goa Maria di setiap pulau di Indonesia. Sebuah sekte Kristen lain ada yang bergerak dengan cara membuat sebuah organisasi yang bercabang, di tingkat kecamatan dikenal dengan nama GSM dan ditingkat desa dikenal dengan nama BMM. Kinerja organisasi ini adalah membuat perencanaan kegiatan-kegiatan “sosial” dan “pendidikan” bagi masyarakat. Di bidang pendidikan mereka membuat program beasiswa untuk anak-anak, dan menurut sebuah sumber saat ini ada sekitar 500 KK yang anak-anaknya mendapatkan bea siswa dari mereka. Suatu waktu BMM Ujung Gagak pernah mengadakan kegiatan pelatihan bagi guru-guru sebuah sekolah dasar di Ujung Gagak, yang mana kegiatan pelatihan ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan Kristen di Salatiga yang bernama Pondok Remaja Salib Putih.
Daerah Selok Jero Nusa Kambangan pun tidak luput dari incaran para misionaris Kristen untuk menyebarkan misi kristenisasi di sana. Sebenarnya warga yang berada di Selok Jero itu berjumlah sekitar 250 KK dan mereka adalah para perambah hutan Nusa Kambangan yang berasal dari berbagai daerah, baik Jawa Barat maupun Jawa Tengah, yang semula keberadaan mereka dianggap ilegal namun saat ini mereka secara struktural di bawah pembinaaan YSBS. Para misionaris inipun benar-benar memanfaatkan keadaan, di selok Jero ini mereka telah berhasil memurtadkan sekitar 40 hingga 50 KK, dan mereka masih gencar mendatangi tempat ini secara rutin dua kali dalam sepekan, mereka adakan pembagian makanan, juga sekaligus acara pembaptisan. Dan bagi warga yang mau beragama Kristen, para misionaris memberikan imbalan uang Rp 150.000,00 / orang. Bahkan kata warga yang masih muslim seringkali  para misionaris melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga di Selok Jero. Hal ini sangat membahayakan bagi kaum muslimin, karena jika seandainya mayoritas warga Selok Jero berhasil di murtadkan oleh para misionaris tersebut, mereka akan kembali ke daerah masing-masing dan tentunya akan mengajak keluarga, atau kerabat yang lainnya, (dan ini telah terjadi di desa Cikadim), wal’iyadzu billah.
Dari pemantauan yang kami lakukan di wilayah tersebut, kami menduga ada dua sekte Kristen yang berambisi mengencarkan misi Kristenisasi di Selok Jero Nusa Kambangan. Yang pertama sekte Katholik yang tampil dalam bentuk sebuah yayasan sosial yang bernama Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), dan yang kedua Sekte Gereja Bethel Indonesia (GBI). YSBS telah mendapatkan Tender Program Reboisasi Nusa Kambangan dari Kanwil Departemen Hukum dan Perundang-undangan Jawa Tengah, dalam hal ini mereka telah memiliki legitimasi untuk melakukan pembinaan para perambah hutan di wilayah Nusa Kambangan, secara halus dan perlahan mereka melancarkan misi Kristenisasi dengan menyalahgunakan amanah pemerintah untuk program reboisasi. Sehingga saat ini sebagian besar para perambah hutan merasa kalau YSBS telah membela dan melindungi kelanggengan mereka untuk tetap tinggal di wilayah Nusa Kambangan, bahkan pembagian bibit tanaman produksi pun kerap dibagikan oleh YSBS kepada para petani perambah hutan, hal ini benar-benar menimbulkan kesan di hati para petani perambah hutan bahwa YSBS murni kegiatan sosial. Padahal hakikatnya hal ini hanyalah sebuah upaya untuk melunturkan sikap wala dan baro’ kaum muslimin, sehingga mereka harapkan dengan hal ini akan muncul loyalitas di hati kaum muslimin kepada para misionaris Katholik tersebut. Adapun Sekte Bethel (GBI), sekalipun tidak memiliki legitimasi pembinaan kepada para petani perambah hutan, namun mereka berani tampil secara lebih terbuka. Para pendeta dari sekte ini melakukan kunjungan rutin sebanyak dua kali dalam satu pekan untuk pembagian makanan bahkan pembaptisan jika sudah ada warga yang siap dibaptis.
Sepak terjang para misionaris Kristen tersebut pun telah melebar ke daerah Cikadim, sebuah dusun di desa Rawa Apu, kecamatan Patimuan. Semakin hari semakin banyak warga yang murtad dari agama Islam, bahkan saat ini terdengar  kabar bahwa pihak gereja sudah membeli sebidang tanah yang mereka siasati dengan tujuan untuk mendirikan sebuah gereja. Ada keterkaitan antara program Kristenisasi di daerah Cikadim dengan daerah Nusa kambangan, dikarenakan sebagian petani penggarap di Nusa Kambangan berasal dari Cikadim dan diantara mereka ada yang sudah murtad kemudian menjadi kaki tangan pendeta dalam merekrut anggota dan mengupayakan pendirian gereja di daerah mereka sendiri; Cikadim.
Jika kita melihat fenomena diatas, maka tergambarlah oleh kita bagaimana sebenarnya keadaan kaum muslimin yang berada di daerah Kampung Laut, Nusa Kambangan dan sekitarnya. Sebagian besar dari mereka minim dengan ilmu agama, dan juga harta, sementara dihadapan mereka para misionaris Kristen yang “kelaparan,” maka jadilah mereka bagaikan sebuah hidangan tersaji yang diperebutkan oleh para penyantapnya. Siapa yang lebih banyak menaruh jasa dan perhatian kepada mereka, maka dialah yang akan menyantapnya, ‘iyaadzan billah!!
3. Musuh Dari Dalam Yang Mengancam Kaum Muslimin Kampung Laut dan Sekitarnya
Selain musuh yang menyerang dari luar berupa gerakan Kristenisasi, warga muslim Kampung Laut dan sekitarnya terancam pula oleh musuh dari dalam, berupa kebiasaan dan keyakinan syirik yang terbungkus dalam ritual (seolah-olah) Islami. Setiap bulan Suro mereka melakukan ritual syirik berupa hajat laut, yang mereka yakini bahwa kegiatan ini akan mendatangkan keberkahan dan rezeki kepada mereka. Ritual ini sudah menjadi kebiasaan yang turun temurun bahkan dijadikan sebagai momen dan objek wisata. Di wilayah Kampung Laut juga terdapat sebuah tempat yang dianggap keramat dan diyakini bisa mendatangkan keberkahan bagi para peziarahnya, tempat ini dikenal dengan nama Masigit Sela. Tempat ini banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah. Bagi Ahlus Sunnah hal ini tentunya memunculkan kesedihan yang mendalam, betapa rapuhnya keadaan iman mayoritas kaum muslimin Kampung Laut, padahal musuh-musuh Islam sangat bersemangat dan berlomba untuk menghancurkan mereka dan generasi penerusnya.
4. Perlunya Ta’awun Ahlus Sunnah Untuk Berdakwah di Kampung Laut dan Sekitarnya
Setelah memperhatikan dan memahami kondisi yang saat ini dialami oleh kaum muslimin Kampung Laut dan Sekitarnya, Ahlus Sunnah semakin terpanggil untuk terjun melakukan pembelaan dan pembinaan terhadap mereka dalam rangka menjalankan konsekuensi keimanan. Keimanan yang benar kepada Allah Ta’ala menuntut seorang muslim untuk berdakwah mengajak manusia ke jalan-Nya, membela agama-Nya, juga membantu dan meringankan beban kesulitan muslim lainnya.
Berdakwah di wilayah Kampung Laut sangat membutuhkan adanya ta’awun diantara Ahlus Sunnah, yakni diantara para du’at, para ahli di bidang keilmuan duniawi, para agniya bersama dengan pemerintah. Hal ini dikarenakan kondisi muslimin Kampung Laut dan sekitarnya yang sudah sekian lama banyak mendapatkan jasa baik dari para misionaris Kristen sehingga telah memunculkan rasa simpati bahkan loyalitas kepada mereka, kemudian di satu sisi telah tertanam pada mereka sebuah kekhawatiran dan ketakutan kepada Ahlus Sunnah bahwa mereka adalah teroris. Oleh karena itu termasuk hal yang dipandang perlu bagi Ahlus Sunnah dalam menjalankan dakwah kepada mereka untuk mengawalinya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat Ta’liful Qulub, sehingga akan terjalinlah suasana kedekatan dan keterbukaan, bahkan kepercayaan mereka kepada Ahlus Sunnah. Kita berharap setelah hal ini terwujud akan semakin mudahlah bagi mereka untuk menerima bimbingan dan pengajaran dari para du’at Ahlus Sunnah, bi idznillahi Ta’ala.
5. Beberapa Bentuk Kegiatan Ta’liful Qulub yang Sesuai untuk Dilaksanakan di Daerah Kampung Laut dan Sekitarnya
1. Pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis yang rutin
2. Pelatihan wira usaha di bidang pertanian, peternakan dan perdagangan
3. Bantuan atau penanaman modal usaha
4. Kerjasama usaha (misal: pemasaran hasil pertanian dan peternakan)
4  Penyediaan air bersih
5. Beasiswa bagi putera daerah yang mau belajar di Ma’had Ahlus Sunnah
6. Pembagian sembako
Laporan Kegiatan Iedul Adlha di Kampung Laut, Cikadim dan Nusa Kambangan
Alhamdulillah wa laa haula wa laa quwwata illa billah, itulah kalimat yang tepat bagi kami Ma’had An-Nur Al-Atsary ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan dan pertolongan-Nya sehingga kami bisa berhari raya Iedul Adlha 1432 H bersama kaum Muslimin di daerah Kampung Laut, Cikadim, dan Nusa Kambangan yang secara administratif merupakan wilayah kabupaten Cilacap. Di samping itu sebagian dari kami pun tetap bisa berhari raya Iedul Adlha di daerah sendiri bersama ikhwah Salafiyin dan warga muslimin sekitar Ma’had. Sungguh ini adalah kenikmatan besar yang Allah Ta’ala telah berikan kepada kami, kami bersyukur dan memuji-Nya.
Pada kegiatan ini, sebagian dari kami melaksanakan Sholat dan Khutbah Iedul Adlha bersama kaum muslimin di desa Ujung Gagak kecamatan Kampung Laut dan sebagian lagi melakukannya di Ma’had kami, kemudian diteruskan dengan menyembelih hewan kurban pada hari tersebut dan tiga hari tasyriq setelahnya. Hewan qurban yang disembelih di Ma’had An-Nur Al-Atsary semuanya berjumlah 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Adapun di kecamatan Kampung Laut semuanya berjumlah 6 ekor sapi, dan 4 ekor kambing. Hewan Qurban tersebut setelah disembelih di Desa Ujung Gagak, kemudian disebar ke tiga desa lainnya, yaitu Desa Ujung Alang (Motean) sebanyak satu ekor sapi dan 4 ekor kambing. Desa Klaces sebanyak satu ekor sapi, Desa Penikel sebanyak satu ekor sapi. Untuk desa Ujung Gagak sendiri sebanyak 3 ekor sapi, termasuk dua dusun yang jauh yaitu Cibeureum dan Pelindukan. Adapun hewan kurban yang disembelih pada hari raya Iedul Adlha di dusun Cikadim desa Rawa Apu kecamatan Patimuan semuanya berjumlah 2 ekor sapi dan 12 ekor kambing, kemudian disebar hingga mencukupi satu desa Rawa Apu, Alhamdulillah.
Semula kami hanya merencanakan untuk melaksanakan kegiatan ini di daerah Kampung Laut dan Cikadim saja, selain di lingkungan Ma’had. Namun satu hal yang tidak terduga pada hari tasyriq yang pertama (tgl 11 Dzulhijjah), kami mendengar informasi bahwa di daerah Selok Jero Nusa Kambangan ada kaum muslimin yang melaksanakan sholat Ied namun tidak satupun hewan kurban yang disembelih disana. Juga kami mendengar bahwa di sana para misionaris Kristen tengah gencar menjalankan program Kristenisasi sehingga sekitar 50 KK telah murtad. Setelah bermusyawarah kami berazam untuk menyempurnakan hari tasyriq yang ketiga dengan menyembelih hewan kurban di daerah tersebut. Alhamdulillah, kami bisa membawa 3 ekor kambing ke daerah tersebut, kemudian setelah disembelih dagingnya bisa diberikan kepada sekitar 70 KK petani penggarap yang tinggal di sana. Pada kesempatan ini pula kami menyerahkan sebagian bahan-bahan yang diperlukan oleh para petani penggarap untuk memperluas musholla yang telah mereka miliki.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Disusun oleh Al-Ustadz Abu Jundi hafizhahullah sebagai bahan laporan, evaluasi, dan perencanaan.
Banjarsari, 15 Dzul Hijjah 1432 H / 11 November 2011.